Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun penderita kanker di dunia meningkat hingga 6,25 juta orang. Sebanyak empat persen atau sekitar 250 ribu penderita kanker adalah anak-anak.
Sementara data di Indonesia menunjukkan, enam persen dari total penderita kanker adalah anak-anak. Artinya, 150 dari satu juta anak menderita kanker. Jumlah itu meningkat dua kali lipat tiap tahunnya.
Tercatat, ada lebih dari empat ribu kasus baru penyakit kanker tiap tahun. Berdasarkan data Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta, kanker yang paling banyak dialami oleh anak-anak adalah leukimia.
Itu disampaikan dr Yana, spesialis kanker anak, saat ditemui di kawasan SCBD Sudirman. “Ada 43 persen anak mengalami kanker darah atau leukimia dan sudah masuk stadium lanjut,” ujarnya.
Leukimia sendiri merupakan kanker darah yang disebabkan produksi sel darah putih lebih banyak dari jumlah normal. Alasan tubuh bisa dalam kondisi yang demikian, belum diketahui. “Hanya diketahui dari sejumlah teori, misalnya karena ada faktor keturunan," kata Yana.
Gejala awalnya, wajah pucat, demam, infeksi yang tak kunjung sembuh, dan berkeringat di malam hari. Tak hanya itu, ada pula gejala fisik yang mirip seperti demam berdarah. Yakni, pendarahan yang ditandai dengan mimisan atau bintik merah di permukaan kulit. Itu diakibatkan pembengkakan hati dan limpa.
Yana melanjutkan, leukimia pada dasarnya dapat disembuhkan. Asal, ditangani saat masih dini. Meski penyembuhannya membutuhkan waktu lama, namun dapat dilakukan dengan kombinasi penanganan operasi, radioterapi, dan kemoterapi.
Selain leukimia, retinoblastoma atau kanker mata juga jamak menyerang anak, terutama balita. Ini diketahui berdasarkan data dari Departemen Mata RSCM-FKUI. Data itu menyebutkan, ada sekitar 25-30 kasus kanker mata yang di derita anak.
0 komentar:
Post a Comment